Jumat, 24 Januari 2014

Kepemimpinan Dalam Berorganisasi

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

TEORI KEPEMIMPINAN
Ada tiga hal yang mendasari lahirnya teori kepemimpinan yaitu :
·    Teori Genetik : Menjelaskan bahwa orang jadi pemimpin, karena sejak lahir dia telah memiliki bakat  sebagai pemimpin dan emmang ditakdirkan sebagai pemimpin.
·   Teori Sosial : Teroi mengatakan bahwa seorang pemimpin harus dibentuk, tidak begitu saja muncul dan   ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena itu seorang jadi pemimpin karena proses pendidikan dan       pelatihan.
·   Teori ekologis, ini merupakan penggabungan dari dua teori diatas, dimana dijelaskan bahwa seorang  menjadi pemimpin karena bakat yang dimilikinya sejak lahir kemdian dikembangkan dengan pendidkan  dan pelatihan yang dipengaruhi pula oleh lingkungan sekitarnya.
Tidak terlepas dari lahirnya teori kepemimpinan diatas, maka dalam prakteknya ada dua terapan teori kepemimpinan yaitu : Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory) yang dikemukakan oleh Charles Bird dan Teori Situasional (Situasional Theory) dikemukakan oleh Filley.
1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory)
Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik maupun sifat psikologis. Dari hasil penelitian Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan, yaitu :
a.    Intelegensia
b.    Visioner
c.    Percaya Diri
d.   Motivasi
e.    Komunikatif
2. Teori Situasional (Situasional Theory)
      Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi yang ada disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan bahwa teori ini mengamsusikan bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena “ kebetulan” situasi disekitarnya mendukung. Menurut teori ini, ada beberapa faktor yang menjadikan seorang pemimpin berhasil secara kebetulan :
a.    Sejarah organisasi
b.    Umur dari Pejabat lama
c.    Masyarakat Sekitar
d.   Beban Kerja
e.    Susana Psikologis
f.     Jenis Organisasi
g.    Ketersediaan Waktu

PRILAKU KEPEMIMPINAN
Menurut Duncan, dalam kepemimpinan ada beberapa prilaku yang kita kenal, namun secara umum dibagi tiga yaitu :
1. Otokratis
Gaya kepemimpinan Otokratis pada dasarnya adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin banyak mempengaruhi atau menentukan perilaku bawahannya. Dalam gaya ini pemimpin banyak memperhatikan pencapaian tujuan, oleh karena ini gaya ini lebih banyak menentukan apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya. Gaya ini biasanya digunakan oleh Pemimpin yang memiliki status yang tinggi, seorang yang berkuasa dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.
2. Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang lebih banyak menekankan partispasi bawahan atau orang yang dipimpinnya dalam menentukan suatu keputusan. Para bawahan diberikan kesempatan untuk menentukan apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya. Gaya kepemimpinan in berasumsi bahwa pikiran pendapat orang banyak jauh lebih baik daripada pendapat diri sendiri, selain itu akan berdampak pada tanggungjawab pelaksanaannya.
3. Laissezfaire (Bebas)
Gaya kepemimpinan ini lebih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini pemimpin akan menyerakan pengambilan keputusan kepada kepentingan kelompok, apa yang terbaik menurut kelompok itulah yang menjadi keputusan pimpinan.

GAYA DASAR KEPEMIMPINAN
Dalam hubungannya dengan prilaku pemimpin, maka ada dua hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya, yaitu prilaku mengarahkan dan prilaku mendukung.
Perilaku mengarahkan adalah sejauhmana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk komunikasi satu arah ini diantaranya adalah memberitahukan apa yang seharusnya dikerjakan, dimana tempatnya, bagaimana melakukanya dan mengawasi secara ketat apa yang dilakukan oleh bawahannya. Perilaku mendukung adalah sejauh ana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar saran bawahan, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, serta melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan.

TEORI DAN TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made”. bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
“Leaders are made and not born”.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
1. Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang :
      ·         Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
      ·         Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
      ·         Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
      ·         Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
      ·         Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
2. Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki
sifat- sifat :
·           Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
·           Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
·           Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
·           Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
·           Sukar menerima kritikkan dari bawahan
·           Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
3. Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang :
·           Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
·           Bersikap terlalu melindungi
·           Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
·          Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
·           Sering bersikap maha tahu
4. Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5. Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat :
·  Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
·    Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
·      Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
·      Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6. Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat :
·   Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
·      Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
·      Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
·      Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
·      Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
·    Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.

Kasus 1 : Hartoyo Sebagai Manajer
            Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak ia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya pada drs. Abdul hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul hakim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”

Pertanyaan kasus :
1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara.
    Pada kasus ini Drs. Hartoyo menggunakan tipe kepemimpinan Militeristik. Ciri-ciri pada tipe Militeristik ini yaitu:
     a. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
     b. Menggunakan sistem komando/perintah
     c. Segala sesuatu bersifat formal
     d. Disiplin yang tinggi, terkadang bersifat kaku
    Keuntungannya adalah karyawan Drs. Hartoyo akan bekerja dengan dispilin, lebih bertanggung jawab dan tepat waktu. Kelemahannya adalah Drs. Hartoyo tidak dapat menerima kritik ataupun saran dari seluruh karyawannya karenakan Drs. Hartoyo tidak dapat berkomunikasi secara baik dengan seluruh karyawannya selain itu produksi perusahaan pun akan berkurang. Karena tipe kepemimpinan seperti itu yang didapatkan oleh Drs. Hartoyo sewaktu di tentara sehingga terbawa hingga ia bekerja di perusahaan tersebut.
2. Konsekuensinya apa, bila hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya ? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan ?
     Konsekuensinya adalah semangat kerja karyawan akan terus berkurang dan seluruh karyawan akan terus bersikap tidak puas dan agresif kepadanya. Sehingga dapat menyebabkan kinerja menurun yang dapat berakibat pada kerugian perusahaan jika dilakukan terus menerus. Saran saya adalah ikut berpartisipasi dengan karyawan, menerima saran ataupun kritik dari karyawan serta melakukan komunikasi sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.     


Kamis, 09 Januari 2014

Perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di Indonesia

       Perkembangan teknologi informasi pada saat ini  terutama di Indonesia semakin berkembang pesat. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja.
       Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan hingga saat ini. Pada saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan ilmu, berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.
     Di Indonesia yang notabenenya sebagai negara berkembang dimana ketersediaan infrastruktur komunikasi yang masih minim mengakibatkan kesempatan setiap orang untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan menjadi terbatas. Ketersediaan infrastruktur ini sangat terasa di daerah-daerah yang proses memperoleh informasinya masih terbatas. Hal ini dikarenakan di Indonesia penyebaran teknologi informasi dan komunikasi belum merata, Sekarang ini hanya di kota-kota besar sajalah yang sudah dengan mudah menikmati dan memanfaatkan fasilitas teknologi yang tersedia. Dengan demikian perkembangan pendidikan pun menjadi terhambat dan juga tidak merata.      Salah satu wadah yang dirasa paling berperan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia saat ini adalah internet. Di Indonesia terutama yang berada di kota-kota besar sudah banyak masyarakat yang mempunyai akses internet, sehingga pemanfaatan internet sebagai salah satu media pembelajaran dan pencarian informasi dan pengetahuan dapat lebih maksimal walaupun akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dapat dirasakan semua orang. Informasi melalui media internet, bisa menjadi salah satu kunci untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia mempunyai standar yang sama dengan negara lain.         Dengan menggunakan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama informasi dalam dunia pendidikan         Jika kita bercermin ke negara lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia bisa dibilang cukup tertinggal. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat menyamaratakan perkembangan teknologi informasi disemua daerah di negara ini.      Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima dan didapatkan dengan mudah dan cepat.

Dampak Positif dan Negatif Game Bagi Perkembangan Anak

          Game merupakan hal yang bukan asing lagi untuk didengar. Untuk kalangan remaja, dewasa dan terutama untuk kalangan anak-anak. Mulai dari game online, game pc, game yang terdapat di gadget dan lain lain. Game memang asik dimainkan, apalagi ketika kita sedang banyak pikiran, yang berguna untuk menghilangkan rasa bosan. Akan tetapi, game ini dapat berdampak positif dan negative bagi perkembangan anak. Dampak positif yang dapat ditimbulkan dari bermain game yaitu :

·         Dengan bermain video game, anak-anak dapat belajar melatih pikiran, konsentrasi, menjawab                        tantangan, dan beradaptasi terhadap perubahan di sekitar mereka.
·         Anak yang bermain video game akan mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan          pemecahan masalah.
·         Dengan bermain game dapat meringankan dan bahkan mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang                 diderita oleh seorang anak yang sedang dalam masa perawatan, misalnya seperti kemoterapi.
·         Bermain game juga baik untuk fisioterapi anak-anak yang mengalami cedera tangan.

         Meskipun game dinyatakan dapat memberikan dampak yang positif bagi anak, para ahli tetap menyarankan agar anak tetap tidak boleh berlama lama dalam memainkan game. Karena  bermain game juga memberikan damapak negatif bagi anak anak. Dampak negative yang dapat ditimbulkan dari bermain game yaitu :


·         Anak-anak menjadi kecanduan, depresi, gelisah, dan fobia sosial akan semakin memburuk dan nilai             sekolah mereka akan turun.
·         Kelamaan bermain video game menimbulkan risiko anak terkena masalah konsentrasi dan hiperaktif dua        kali lebih tinggi. Sedangkan ketika mereka berhenti dari kecanduan, depresi, gelisah, dan fobia sosial            akan menjadi lebih baik.
·         Bermain game juga dapat berpengaruh negatif untuk kehidupan sosial anak. Jika terlalu sering bermain            games apalagi game online  waktu anak bersama teman dan keluarga menjadi renggang karena                      pergaulan hanya di sekitar game online saja bukan di lingkungan nyata.
·         Jika terbiasa hanya berinteraksi dengan game membuat anak menjadi tertutup dan sulit mengekspresikan        diri ketika berada di lingkungan nyata.

         Jadi, karena Game tidak sekedar memberikan pengaruh positif tetapi juga pengaruh negatif, diperlukan peran orang tua dalam mendampingi dan mengawasi anak dalam bermain game. Orang tua harus dapat memberikan penjelasan, nasihat dan informasi yang baik tentang game yang dimainkan anak. Orang tua juga harus mengontrol anak anak tentang batasan  waktu dalam bermain game agar tidak berlebihan dan menghindari pengaruh negatifnya bagi anak.

Pengalaman Bootcamp SAP Part3

Pada hari ke 22 training tanggal 5 Juli 2017 diadakan ujian tertulis untuk mengetahui sejauh mana peserta bootcamp memahami materi yan...