Selasa, 18 Maret 2014

Peran Komunikasi Dalam Organisasi

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan prasyarat dalam kelangsungan kehidupan manusia. Tanpa komunikasi kehidupan manusia akan terasa hampa. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing dari mereka melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi. Menurut Richard West dan Lynn H Turner (2009 : 5-6) yang mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Dalam pandangan Richard dan Lynn, komunikasi sebagai suatu proses sosial dan komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Dalam hal ini komunikasi selalu melibatkan dua pihak yang saling berinteraksi yaitu pengirim dan penerima, dimana setiap partisipan dalam komunikasi ini memiliki peranan tertentu. Komunikasi yang terjadi bersifat dinamis, kompleks dan berkesinambungan serta tidak memiliki akhir. Oleh karena itu, untuk memahami komunikasi ini, kita bisa mengacu dari pendapat Cartier (dalam Little John, 2009: 5) yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses menyamakan dua atau beberapa hal mengenai kekuasaan terhadap seseorang atau beberapa orang.
B. Jenis dan Proses Komunikasi
a. Jenis Komunikasi
·      Komunikasi lisan dan tertulis
Dasar penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk pesan yang akan disampaikan. Banyak bentuk komunikasi terutama komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), disampaikan secara lisan maupun tertulis.
·      Komunikasi verbal dan non verbal
Jika dua orang berinteraksi, maka informasi mengenai perasaan dan gagasan atau ide yang timbul akan dikomunikasikan. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan melalui berbagai isyarat-isyarat atau signal-signal non verbal. Dalam percakapan tatap muka langsung, perasaan, keadaan jiwa, atau suasana hati seseorang dinyatakan melalui gerakan isyarat(gesture), ekspresi wajah, posisi dan gerakan badan, postur, kontak fisik, kontak pandangan mata, dan stimulasi non-verbal lain yang sama pentingnya dengan kata-kata yang diucapkan.
·      Komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping
Penggolongan komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping (lateral) ini didasarkan pada arah aliran pesan-pesan dan informasi didalam suatu organisasi.
·      Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal terjadi diantara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Komunikasi informal terjadi di antara karyawan dalam suatu organisasi yang dapat berinteraksi secara bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka.
b. Proses Komunikasi
Dalam proses komunikasi dengan komunikan di dalam pikiran komunikator terjadi semacam rangsangan. Rangsangan itu dapat terjadi karena faktor di luar dirinya atau dari dalam dirinya, yaitu hasil olahan pikirannya sendiri yang ada di benaknya.
Komunikator sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta dimengerti oleh komunikan. Pengemasan pesan ini disebut sebagai encoding. Encoding secara harfiah berarti memasukkan dalam kode. Dengan encoding itu komunikator memasukkan atau mengungkapkan perasaannya ke dalam kode atau lambang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, misalnya raut wajah atau gerak-gerik tubuh.
Setelah pesan sampai kepada komunikan, apabila ada feedback, komunikan akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukkan kode yang disebut sebagai decoding untuk disampaikan kembali kepada komunikator.
C. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang lain yang bisa terlihat dalam suatu proses komunikasi.
Adapun tujuan dari Komunikasi Efektif yaitu memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas, dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.
D. Implikasi Manajerial
Bagi suatu organisasi harus dapat memahami prilaku individu dan dinamika kelompok. Tiap kelompok biasanya memiliki prilaku yang unik atau yang berbeda-beda dengan memahami dinamika kelompok akan dapat memahami pula proses interaksi dalam kelompok itu sendiri. Kinerja organisasi akan dapat diwujudkan dengan baik bila didukung oleh kelompok-kelompok yang padu dan efektif.

Daftar pustaka :
Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam (2012). Komunikasi & Public Relation. Bandung: Pustaka Setia.
Darmastuti, Rini (2013). Mindfullness Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Mata Padi Pressindo.




Pengalaman Bootcamp SAP Part3

Pada hari ke 22 training tanggal 5 Juli 2017 diadakan ujian tertulis untuk mengetahui sejauh mana peserta bootcamp memahami materi yan...