Senin, 14 April 2014

Kepemimpinan

A. Arti Penting Kepemimpinan
            Kepemimpinan sering sulit didefinisikan secara tepat. Oleh sebab itu, banyak orang mencoba memperkenalkan definisinya sesuai versinya masing-masing. Misalnya Robert Schuller (Hatten dan Hatten, 1988) melihat kepemimpinan sebagai kekuatan yang menyeleksi mimpi Anda dan sesudah itu menetapkan tujuan-tujuan Anda. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan Anda menuju sukses. Schuller yakin bahwa dalam diri setiap orang terdapat potensi kepemimpinan.
            Geneen (1984) juga menyadari bahwa kepemimpinan semata-mata murni subjektif dan sulit diukur secara objektif. Kepemimpinan, katanya, tidak ada rumusnya sehingga tidak dapat diajarkan. Sejalan dengan itu, mantan presiden Amerika Serikat, Richard Nixon (1982) melihat kepemimpinan sebagai suatu bentuk seni yang unik, yang membutuhkan kekuatan dan visi pada tingkat yang luar biasa. Visi itu memberi inspirasi bagi pemimpin agar ia mampu meneruskan inspirasi itu kepada orang lain. Bennis dan Nanus (1985) berpendapat bahwa kepemimpinan sering dikatakan sebagai mitos, atau setidak-tidaknya mengandung unsur mitos, karena merupakan keterampilan yang langka. Ia adalah suatuproses insani, penuh dengan uji coba, menang atau kalah, banyak menyita waktu, sesuatu yang kebetulan. Singkatnya kepemimpinan adalah kharismatik.
            Menurut Cattell, “pemimpin adalah orang yang menciptakan perubahan yang paling efektif dalam kinerja kelompoknya” (Fiedler dan Chemers, 1974). Dengan memakai definisi sederhana, Modern Dictionary of Sociology mengartikan pemimpin sebagai “seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam suatu kelompok”. Sementara, kepemimpinan bagi Stogdill, didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan kelompok dalam perumusan dan pencapaian tujuan”.
            Pola karakteristik pribadi dari seorang pemimpin harus dapat dihubungkan dengan karakteristik, aktivitas, serta tujuan dari pengikutnya (Fiedler dan Chemers, 1978; Hoy dan Miskel, 1978; Carlislie, 1979; Stogdill, yaitu :
1.   Sifat-sifat terbentuk dalam kombinasi, bukan satu-satu untuk mempengaruhi penampilan organisai
2.   Pola perilaku yang efektif dalam satu situasi dapat saja tidak efektif dalam situasi lain     (Stogdill, 1974).
            Glenn (1992) bahwa kepemimpinan sesungguhnya bersumber dari keunggulan manusia, tetapi tidak ada resep atau formula untuk menjalankannya. Kualitas kepemimpinan Glenn lebih cenderung untuk melihat kepemimpinan dari segi kualitas sehingga kepemimpinan yang berkualitas ialah kemampuan atau seni memimpin orang biasa untuk mencapai hasil-hasil yang luar biasa.
B. Tipologi Kepemimpinan
            Kepemimpinan seseorang tidak bersifat “fixed”. Artinya seseorang yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk “membaca” situasi yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapinya, meskipun penyesuaian ini mungkin hanya bersifat sementara.
            Karena penyesuaian-penyesuaian tertentu memang merupakan kenyataan kehidupan manajerial seseorang yang menduduki jabatan pimpinan. Meskipun belum terdapat kesepakatan tentang tipologi kepemimpinan yang secara luas dikenal dewasa ini, lima tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya yaitu :
1. Tipe yang otokratik
2. Tipe yang paternalistik
3. Tipe yang kharismatik
4. Tipe yang laissez faire
5. Tipe yang demokratik
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
·           Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
·        Kematangan dan keluasan sosial (Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
·       Motivasi dalam dan dorongan prestasi (Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
·       Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
D. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisai
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan suatu konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain harus ada konsep kepemimpinan dalam organisasi.
Dalam sebuah proses manajerial peran pemimpin sangat penting untuk mengatur tata pengoperasionalan organisasi. Pemimpin yang baik akan mengatur segala sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien selain itu, pemimpin yang baik juga akan disukai oleh bawahannya. Sehingga jika seorang pemimpin membutuhkan kerjasama dengan bawahannya mereka tidak akan segan untuk melakukan tugasnya masing-masing secara baik dan benar.
Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan harus diterapkan sehinga dalam organisasi dapat terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.

Referensi :
Salusu, J. (1996). PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEJIK UNTUK ORGANISASI PUBLIK DAN ORGANISASI NONPROFIT. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Siagian, Sondang P. (2010). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta


Pengalaman Bootcamp SAP Part3

Pada hari ke 22 training tanggal 5 Juli 2017 diadakan ujian tertulis untuk mengetahui sejauh mana peserta bootcamp memahami materi yan...