PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
"melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih
cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau
ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan,
daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang
pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno,
Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti
itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan
yang mereka inginkan.
TEORI KEPEMIMPINAN
Ada tiga hal yang
mendasari lahirnya teori kepemimpinan yaitu :
· Teori
Genetik : Menjelaskan bahwa orang jadi pemimpin, karena sejak lahir dia telah
memiliki bakat sebagai pemimpin dan emmang ditakdirkan sebagai pemimpin.
· Teori
Sosial : Teroi mengatakan bahwa seorang pemimpin harus dibentuk, tidak begitu
saja muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena itu seorang jadi
pemimpin karena proses pendidikan dan pelatihan.
· Teori
ekologis, ini merupakan penggabungan dari dua teori diatas, dimana dijelaskan
bahwa seorang menjadi pemimpin karena bakat yang dimilikinya sejak lahir
kemdian dikembangkan dengan pendidkan dan pelatihan yang dipengaruhi pula oleh
lingkungan sekitarnya.
Tidak terlepas dari
lahirnya teori kepemimpinan diatas, maka dalam prakteknya ada dua terapan teori
kepemimpinan yaitu : Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory) yang dikemukakan
oleh Charles Bird dan Teori Situasional (Situasional Theory) dikemukakan oleh
Filley.
1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist
Theory)
Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sisfat-sifatnya. Sifat tersebut
dapat berupa sifat fisik maupun sifat psikologis. Dari hasil penelitian Charles
dan David disimpulkan bahwa, ada Lima sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan
kepemimpinan, yaitu :
a. Intelegensia
b. Visioner
c. Percaya
Diri
d. Motivasi
e. Komunikatif
2. Teori Situasional (Situasional
Theory)
Teori
ini berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi
yang ada disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan bahwa teori ini
mengamsusikan bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena “ kebetulan” situasi
disekitarnya mendukung. Menurut teori ini, ada beberapa faktor yang menjadikan
seorang pemimpin berhasil secara kebetulan :
a. Sejarah
organisasi
b. Umur
dari Pejabat lama
c. Masyarakat
Sekitar
d. Beban
Kerja
e. Susana
Psikologis
f. Jenis
Organisasi
g. Ketersediaan
Waktu
PRILAKU KEPEMIMPINAN
Menurut Duncan, dalam
kepemimpinan ada beberapa prilaku yang kita kenal, namun secara umum dibagi
tiga yaitu :
1. Otokratis
Gaya
kepemimpinan Otokratis pada dasarnya adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin
banyak mempengaruhi atau menentukan perilaku bawahannya. Dalam gaya ini
pemimpin banyak memperhatikan pencapaian tujuan, oleh karena ini gaya ini lebih
banyak menentukan apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya. Gaya ini
biasanya digunakan oleh Pemimpin yang memiliki status yang tinggi, seorang yang
berkuasa dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.
2. Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya yang lebih banyak menekankan partispasi
bawahan atau orang yang dipimpinnya dalam menentukan suatu keputusan. Para
bawahan diberikan kesempatan untuk menentukan apa yang akan dicapai dan
bagaimana mencapainya. Gaya kepemimpinan in berasumsi bahwa pikiran pendapat
orang banyak jauh lebih baik daripada pendapat diri sendiri, selain itu akan
berdampak pada tanggungjawab pelaksanaannya.
3. Laissezfaire (Bebas)
Gaya
kepemimpinan ini lebih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya
ini pemimpin akan menyerakan pengambilan keputusan kepada kepentingan kelompok,
apa yang terbaik menurut kelompok itulah yang menjadi keputusan pimpinan.
GAYA DASAR KEPEMIMPINAN
Dalam hubungannya
dengan prilaku pemimpin, maka ada dua hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin
terhadap bawahannya, yaitu prilaku mengarahkan dan prilaku mendukung.
Perilaku mengarahkan
adalah sejauhmana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah.
Bentuk komunikasi satu arah ini diantaranya adalah memberitahukan apa yang
seharusnya dikerjakan, dimana tempatnya, bagaimana melakukanya dan mengawasi
secara ketat apa yang dilakukan oleh bawahannya. Perilaku mendukung adalah
sejauh ana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya
mendengar saran bawahan, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan
interaksi, serta melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan.
TEORI DAN TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Beberapa teori telah
dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang
satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai
teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling
menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti
dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made”.
bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk
itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika
teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make
penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
“Leaders
are made and not born”.
Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila
diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori
ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial.
Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi
pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur
dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut
bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori
ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial
dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun
demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk
dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
timbul sebagai pemimpin yang baik.
Ada enam tipe
kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
1. Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu
seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang :
·
Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi
·
Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
·
Menganggap bawahan sebagai alat semata-
mata
·
Tidak mau menerima kritik, saran, dan
pendapat
·
Terlalu bergantung kepada kekuasaan
formalnya
2. Tipe
Militeristis
Yaitu seorang pemimpin
yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki
sifat- sifat :
·
Sering mempergunakan sistem perintah
dalam menggerakkan bawahannya
·
Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan dalam menggerakkan bawahannya
·
Senang kepada formalitas yang berlebih-
lebihan
·
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahan
·
Sukar menerima kritikkan dari bawahan
·
Menggemari upacara- upacara untuk berbagai
acara dan keadaan
3. Tipe Paternalistis
Yaitu
seorang pemimpin yang :
·
Menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak dewasa
·
Bersikap terlalu melindungi
·
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
· Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
·
Sering bersikap maha tahu
4. Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan
sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis,
maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan
gaib (supernatural powers).
5. Tipe Laissez Faire
Yaitu
seorang yang bersifat :
· Dalam
memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa
para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati
nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap
tercapai.
· Organisasi
akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh
masing- masing anggota.
· Seorang
pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan
organisasional.
· Seorang
pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan
sendirinya
6. Tipe Demokratis
Yaitu
tipe yang bersifat :
· Selalu
berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
· Senang
menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
· Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
· Selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
· Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
· Para
bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran
sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
Kasus 1 :
Hartoyo Sebagai Manajer
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer
tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6
bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara.
Semangat kerja departemennya rendah sejak ia bergabung dalam perusahaan.
Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Pada
jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya pada drs. Abdul hakim, ak, manajer
departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah
dalam departemen produksi. Abdul hakim menjawab bahwa dia telah mendengar
secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan hartoyo
merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri
olehnya. Dia (hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua keputusan
untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti
itu.”
Pertanyaan kasus
:
1. Gaya kepemimpinan
macam apa yang digunakan oleh hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi
bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara.
Pada kasus ini Drs. Hartoyo menggunakan tipe kepemimpinan
Militeristik. Ciri-ciri pada tipe Militeristik ini yaitu:
a. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b. Menggunakan sistem komando/perintah
c. Segala sesuatu bersifat formal
d. Disiplin yang tinggi, terkadang bersifat kaku
Keuntungannya adalah karyawan Drs. Hartoyo akan bekerja dengan
dispilin, lebih bertanggung jawab dan tepat waktu. Kelemahannya adalah Drs. Hartoyo
tidak dapat menerima kritik ataupun saran dari seluruh karyawannya karenakan Drs.
Hartoyo tidak dapat berkomunikasi secara baik dengan seluruh karyawannya selain
itu produksi perusahaan pun akan berkurang. Karena tipe kepemimpinan seperti
itu yang didapatkan oleh Drs. Hartoyo sewaktu di tentara sehingga terbawa hingga
ia bekerja di perusahaan tersebut.
2. Konsekuensinya apa,
bila hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya ? Apa saran saudara bagi
perusahaan, untuk merubah keadaan ?
Konsekuensinya adalah semangat kerja karyawan akan terus
berkurang dan seluruh karyawan akan terus bersikap tidak puas dan agresif
kepadanya. Sehingga dapat menyebabkan kinerja menurun yang dapat berakibat pada
kerugian perusahaan jika dilakukan terus menerus. Saran saya adalah ikut
berpartisipasi dengan karyawan, menerima saran ataupun kritik dari karyawan
serta melakukan komunikasi sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.