A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan prasyarat dalam
kelangsungan kehidupan manusia. Tanpa komunikasi kehidupan manusia akan terasa
hampa. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara
perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang
dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing dari mereka melakukan aksi
dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok,
atau organisasi. Menurut Richard West dan Lynn H Turner (2009 : 5-6) yang mendefinisikan
komunikasi sebagai suatu proses sosial dimana individu-individu menggunakan
simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan
mereka. Dalam pandangan Richard dan Lynn, komunikasi sebagai suatu proses
sosial dan komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Dalam hal ini
komunikasi selalu melibatkan dua pihak yang saling berinteraksi yaitu pengirim dan
penerima, dimana setiap partisipan dalam komunikasi ini memiliki peranan
tertentu. Komunikasi yang terjadi bersifat dinamis, kompleks dan
berkesinambungan serta tidak memiliki akhir. Oleh karena itu, untuk memahami
komunikasi ini, kita bisa mengacu dari pendapat Cartier (dalam Little John,
2009: 5) yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses menyamakan dua atau
beberapa hal mengenai kekuasaan terhadap seseorang atau beberapa orang.
B. Jenis dan Proses Komunikasi
a. Jenis Komunikasi
·
Komunikasi lisan
dan tertulis
Dasar
penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk pesan yang akan
disampaikan. Banyak bentuk komunikasi terutama komunikasi antar pribadi
(interpersonal communication), disampaikan secara lisan maupun tertulis.
·
Komunikasi
verbal dan non verbal
Jika
dua orang berinteraksi, maka informasi mengenai perasaan dan gagasan atau ide
yang timbul akan dikomunikasikan. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan
melalui berbagai isyarat-isyarat atau signal-signal non verbal. Dalam
percakapan tatap muka langsung, perasaan, keadaan jiwa, atau suasana hati
seseorang dinyatakan melalui gerakan isyarat(gesture), ekspresi wajah, posisi
dan gerakan badan, postur, kontak fisik, kontak pandangan mata, dan stimulasi
non-verbal lain yang sama pentingnya dengan kata-kata yang diucapkan.
·
Komunikasi
kebawah, keatas, dan kesamping
Penggolongan
komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping (lateral) ini didasarkan pada arah
aliran pesan-pesan dan informasi didalam suatu organisasi.
·
Komunikasi
formal dan informal
Komunikasi
formal terjadi diantara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan
oleh manajemen. Komunikasi informal terjadi di antara karyawan dalam suatu
organisasi yang dapat berinteraksi secara bebas satu sama lain terlepas dari
kewenangan dan fungsi jabatan mereka.
b. Proses
Komunikasi
Dalam proses komunikasi dengan komunikan di dalam
pikiran komunikator terjadi semacam rangsangan. Rangsangan itu dapat terjadi
karena faktor di luar dirinya atau dari dalam dirinya, yaitu hasil olahan
pikirannya sendiri yang ada di benaknya.
Komunikator sebelum mengirimkan pesannya, terlebih
dahulu mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta
dimengerti oleh komunikan. Pengemasan pesan ini disebut sebagai encoding. Encoding
secara harfiah berarti memasukkan dalam kode. Dengan encoding itu komunikator
memasukkan atau mengungkapkan perasaannya ke dalam kode atau lambang dalam
bentuk kata-kata atau nonkata, misalnya raut wajah atau gerak-gerik tubuh.
Setelah
pesan sampai kepada komunikan, apabila ada feedback, komunikan akan bertindak
sebagai komunikator, yaitu memasukkan kode yang disebut sebagai decoding untuk
disampaikan kembali kepada komunikator.
C. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif merupakan komunikasi
yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang lain yang bisa terlihat
dalam suatu proses komunikasi.
Adapun tujuan dari Komunikasi Efektif
yaitu memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi
informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi
lebih jelas, dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif
dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan yang paling tinggi
derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi
yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan
dalam pengertian, sikap dan bahasa.
D. Implikasi Manajerial
Bagi suatu organisasi harus dapat memahami prilaku individu dan dinamika
kelompok. Tiap kelompok biasanya memiliki prilaku yang unik atau yang berbeda-beda dengan memahami
dinamika kelompok akan dapat memahami pula proses interaksi dalam kelompok itu
sendiri. Kinerja organisasi akan dapat diwujudkan dengan baik bila didukung oleh
kelompok-kelompok yang padu dan efektif.
Daftar pustaka :
Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam (2012).
Komunikasi & Public Relation. Bandung: Pustaka Setia.
Darmastuti, Rini (2013). Mindfullness
Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Mata Padi Pressindo.
http://zabidin1993.blogspot.com/2013/04/pengertian-komunikasi-arti-penting.html
waktu :18/03/2014 22.21
http://sofiaribowo.wordpress.com/2013/06/22/pengertian-jenis-dan-proses-komunikasi/
waktu :18/03/2014 22.35
http://annisafujiyana.blogspot.com/2013/05/komunikasi-dalam-organisasi.html
waktu :18/03/2014 23.00