A.
Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan sering sulit
didefinisikan secara tepat. Oleh sebab itu, banyak orang mencoba memperkenalkan
definisinya sesuai versinya masing-masing. Misalnya Robert Schuller (Hatten dan
Hatten, 1988) melihat kepemimpinan sebagai kekuatan yang menyeleksi mimpi Anda
dan sesudah itu menetapkan tujuan-tujuan Anda. Kepemimpinan adalah suatu
kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan Anda menuju sukses. Schuller
yakin bahwa dalam diri setiap orang terdapat potensi kepemimpinan.
Geneen (1984) juga menyadari bahwa
kepemimpinan semata-mata murni subjektif dan sulit diukur secara objektif. Kepemimpinan,
katanya, tidak ada rumusnya sehingga tidak dapat diajarkan. Sejalan dengan itu,
mantan presiden Amerika Serikat, Richard Nixon (1982) melihat kepemimpinan
sebagai suatu bentuk seni yang unik, yang membutuhkan kekuatan dan visi pada
tingkat yang luar biasa. Visi itu memberi inspirasi bagi pemimpin agar ia mampu
meneruskan inspirasi itu kepada orang lain. Bennis dan Nanus (1985) berpendapat
bahwa kepemimpinan sering dikatakan sebagai mitos, atau setidak-tidaknya
mengandung unsur mitos, karena merupakan keterampilan yang langka. Ia adalah
suatuproses insani, penuh dengan uji coba, menang atau kalah, banyak menyita
waktu, sesuatu yang kebetulan. Singkatnya kepemimpinan adalah kharismatik.
Menurut Cattell, “pemimpin adalah
orang yang menciptakan perubahan yang paling efektif dalam kinerja kelompoknya”
(Fiedler dan Chemers, 1974). Dengan memakai definisi sederhana, Modern Dictionary of Sociology
mengartikan pemimpin sebagai “seseorang
yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam suatu
kelompok”. Sementara, kepemimpinan bagi Stogdill, didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan kelompok dalam
perumusan dan pencapaian tujuan”.
Pola karakteristik pribadi dari
seorang pemimpin harus dapat dihubungkan dengan karakteristik, aktivitas, serta
tujuan dari pengikutnya (Fiedler dan Chemers, 1978; Hoy dan Miskel, 1978;
Carlislie, 1979; Stogdill, yaitu :
1. Sifat-sifat terbentuk dalam kombinasi, bukan
satu-satu untuk mempengaruhi penampilan organisai
2. Pola perilaku yang efektif dalam satu situasi
dapat saja tidak efektif dalam situasi lain (Stogdill, 1974).
Glenn (1992) bahwa kepemimpinan
sesungguhnya bersumber dari keunggulan manusia, tetapi tidak ada resep atau
formula untuk menjalankannya. Kualitas kepemimpinan Glenn lebih cenderung untuk
melihat kepemimpinan dari segi kualitas sehingga kepemimpinan yang berkualitas ialah kemampuan atau seni memimpin orang
biasa untuk mencapai hasil-hasil yang luar biasa.
B.
Tipologi Kepemimpinan
Kepemimpinan seseorang tidak
bersifat “fixed”. Artinya seseorang yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai
kapasitas untuk “membaca” situasi yang dihadapinya secara tepat dan
menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang
dihadapinya, meskipun penyesuaian ini mungkin hanya bersifat sementara.
Karena penyesuaian-penyesuaian
tertentu memang merupakan kenyataan kehidupan manajerial seseorang yang
menduduki jabatan pimpinan. Meskipun belum terdapat kesepakatan tentang
tipologi kepemimpinan yang secara luas dikenal dewasa ini, lima tipe kepemimpinan
yang diakui keberadaannya yaitu :
1.
Tipe yang otokratik
2.
Tipe yang paternalistik
3.
Tipe yang kharismatik
4.
Tipe yang laissez faire
5.
Tipe yang demokratik
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
·
Kecerdasan : seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
· Kematangan dan keluasan sosial (Social
manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil,
matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
· Motivasi dalam dan dorongan prestasi (Inner
motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus
mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
· Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa
mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu
organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling
mempengaruhi.
Faktor
Faktor Dalam Kepemimpinan :
1.
Pemimpin
Dalam
kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari
Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa
yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The
Right Man on The Right Place.
2.
Pengikut (Followers)
Adalah
salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena
tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor
Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang
Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda
Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut
disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3.
Komunikasi
Salah
satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses
Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua
belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai
dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4.
Situasi
Dalam
sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara
cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi
antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi
kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
D.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisai
Organisasi
apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan suatu konsep kepemimpinan karena
ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di
dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai suatu tujuan
yang diharapkan. Dengan kata lain harus ada konsep kepemimpinan dalam
organisasi.
Dalam
sebuah proses manajerial peran pemimpin sangat penting untuk mengatur tata
pengoperasionalan organisasi. Pemimpin yang baik akan mengatur segala sumber
daya yang dimiliki secara efektif dan efisien selain itu, pemimpin yang baik
juga akan disukai oleh bawahannya. Sehingga jika seorang pemimpin membutuhkan
kerjasama dengan bawahannya mereka tidak akan segan untuk melakukan tugasnya
masing-masing secara baik dan benar.
Pada
tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan harus diterapkan sehinga dalam
organisasi dapat terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.
Referensi :
Salusu,
J. (1996). PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEJIK UNTUK ORGANISASI PUBLIK DAN ORGANISASI
NONPROFIT. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Siagian,
Sondang P. (2010). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html
waktu : 14/04/2014 18.20
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dian-ratnas.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-dan-kepemimpinan.html
waktu : 14/04/2014 20.53
http://ikasakra-olivia.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-dan-kepemimpinan.html
waktu : 14/04/2014 20.19