Komunikasi antar manusia hanya bisa
terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan
tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya
sumber, pesan, media, penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga disebut
komponen atau elemen komunikasi.
Kamis, 28 November 2013
Unsur - Unsur Komunikasi
1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber
sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber
bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya
partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator
atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.
2. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,
hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan
biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied
Cangara, 2008;22-24).
3. Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang
bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam
berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga. Pesan-pesan
yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk
mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam
tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media yang digolongan
atas empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang
(antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan
telpon. Media kelompok, Dalam aktivitasa komunikasi yang melibatkan khlayak
lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media
kelompok, misalnya, rapat, seminar, dan konperensi. Rapat biasanya digunakan
untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar
adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi
adalah media komunikasi yang dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi
tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi biasanya dalam status
peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an orang, maka media
komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik. Misalnya rapat akbar,
rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak tersebar tanpa
diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, dan televisi
4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa
dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan
berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa
Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami
bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak adanya
penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak
diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering
kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku
seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan
Teknik - Teknik Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap
sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa
pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
Menurut ahli, Brinckloe: Pengambilan
keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode
yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan
masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali
kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat.
Teknik pengambilan keputusan adalah
suatu penerapan ilmu dan teknologi untuk mengambil suatu keputusan dari sebuah
pilihan atau masalah yang dihadapi. Untuk membuat lebih terstruktur
proses-proses pengambilan keputusan, para pakar mengeluarkan metode-metode yang
membuat pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sistematis dan terarah
agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan yang dikemukakan oleh
pakar, Siagian, S.P, antara lain :
1. BrainstormingJika sekelompok orang dalam suatu
organisasi menghadapi suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan
dapat diidentifikasikan secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap
orang yang terlibat diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir
diskusi berbagai pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok
mencapai suatu kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam
mengatasi situasi problematic yang dihadapi. Penting
diperhatikan dalam teknik ini yaitu:
·
Gagasan yang aneh dan
tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti.
·
Mengemukakan sebanyak
mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas pandanganlah yang lebih
diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan.
·
Pemimpin diskusi
diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat atau gagasan yang
dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai pendapat atau gagasan
anggota kelompok lainnya.
·
Para peserta
diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan yang telah
dikemukakan oleh orang lain.
·
Semua pendapat atau
gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok tiba pada suatu
sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam bentuk keputusan.
2. Synetics
Seorang diantara anggota kelompok peserta bertindak selaku
pimpinan diskusi. Diantara para peserta ada seorang ahli dalam teori ilmiah
pengambilan keputusan. Apakah ahli itu anggota organisasi atau tidak, tidak
dipersoalkan. Pimpinan mengajak para peserta untuk mempelajari suatu situasi
problematik secara menyeluruh. Kemudian masing-masing anggota kelompok
mengetengahkan daya pikir kreatifnya tentang cara yang dipandang tepat untuk
ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi memilih hasil-hasil pemikiran tertentu
yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan masalah. Dan tenaga ahli menilai
melakukan penilaian atas berbagai gagasan emosional dan tidak rasional yang
telah disaring oleh pimpinan diskusi serta kemudian menggabungkannya dengan
salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan dan tindakan pelaksanaan yang
diambil.
3. Consensus Thinking
Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah harus
sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik yang
dihadapi, sepakat pula tentang teknik dan model yang hendak digunakan untuk
mengatasinya. Teknik ini efektif bila beberapa orang memiliki pengetahuan yang
sejenis tentang permasalahan yang dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang
seyogyanya digunakan. Orang-orang diharapkan mengikuti suatu prosedur yang
telah ditentukan sebelumnya. Kelompok biasanya melakukan uji coba terhadap
langkah yang hendak ditempuh pada skala yang lebih kecil dari situasi
problematik yang sebenarnya.
3. Consensus Thinking
Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah harus
sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik yang
dihadapi, sepakat pula tentang teknik dan model yang hendak digunakan untuk
mengatasinya. Teknik ini efektif bila beberapa orang memiliki pengetahuan yang
sejenis tentang permasalahan yang dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang
seyogyanya digunakan. Orang-orang diharapkan mengikuti suatu prosedur yang
telah ditentukan sebelumnya. Kelompok biasanya melakukan uji coba terhadap
langkah yang hendak ditempuh pada skala yang lebih kecil dari situasi
problematik yang sebenarnya.
4. Delphi
Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa
depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai
untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat. Pengambil
keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi
peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut
ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi
atau tidak. Jawaban dari anggota kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing
anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat oleh masing-masing rekannya yang
tidak pernah ditemuinya. Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang
sama dikembalikan kepada para anggota kelompok dengan melampirkan jawaban yang
telah diberikan oleh para anggota kelompok pada putaran pertama serta hal-hal
yang dipandang sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila pendapat seseorang
ahli berbeda maka memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap jawaban
diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban.
Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar
pertanyaan dan analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh
bahan tentang ramalan kemungkinan terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
5. Fish bowling
Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu lingkaran,
dan di tengah lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di kursi tersebut
hanya dialah yang boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide dan gagasan
tentang suatu permasalahan. Para anggota lain mengajukan pertanyaan, pandangan
dan pendapat. Apabila pandangan orang yang duduk di tengah tersebut telah
dipahami oleh semua anggota kelompok dia meninggalkan kursi dan digantikan oleh
orang yang lain untuk kesempatan yang sama. Setelah itu semua pandangan
didiskusikan sampai ditemukan cara yang dipandang paling tepat.
6. Didactic interaction
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya”
atau “tidak”. Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat
yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban “tidak”.
Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan teliti.
Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang telah
dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang tadinya
mengemukakan pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan kontra.
7. Collective Bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak
belakang atas suatu masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap.
Masing-masing pihak datang dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan
didukung oleh berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan
dapat memperkuat posisinya dalam proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada
akhirnya ditemukan bahwa dukungan data dan informasi serta alasan-alasan yang
dikemukakan oleh kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka tidak terlalu
sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa
hasil yang kemudian sering diikuti dengan timbulnya masalah yang lebih besar.
Berikut beberapa Metode Pengambilan Keputusan :
1. Elementary Methods (Metode dasar)
Metode pendekatan ini sangat simple, dan
membutuhkan perhitungan untuk mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk
keadaan di mana masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif
yang terbatas dan ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
2. MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk
membantu dalam pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu
dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.
3. SMART (Simple Multi Attribute Rating Techniqu)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang
memiliki salah satu dari sejumlah alternatif. Alternatif tersebut
didasarkan pada seberapa baik dalam penilaian hal yang
dipilih. Kriteria dan nilai atau score-nya dibuat
oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap
alternatif dijumlahkan sesuai masing-masing kriteria dan
kemudian diurutkan sesuai jumlahscore. Urutan hasil yang telah
didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan. NGT adalah suatu metode untuk mencapai
konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat keputusan. Teknik ini mengumpulkan
ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian memberikan voting dan
rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide yang
paling banyak score-nya, yang berarti merupakan konsensus bersama.
Pengertian Kekuasaan, Wewenang dan Pengaruh
KEKUASAAN
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain;
artinya kemampuan untuk mengubah
sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi
individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan
atau kekuasaan tanpa wewenang
akan menyebabkan konflik dalam organisasi. Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
1.
Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang
didapat dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar pengikut
mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2. Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal
organisasi. Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan
atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku
orang lain atau kelompok.
Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh
individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang
pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi
untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan).
2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk
menghukum orang yang dipengaruhi kalau
tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).
3. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau
aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi
pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan
bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang
tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli)
5. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok
yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau
panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma,keberanian, simpatik dan lain-lain).
WEWENANG
Wewenang
(authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan
wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi.
peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan
sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan
individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan
dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih
dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka,
selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepemimpinan mereka. Mengapa manajer dapat memerintah karyawan.
Pada situasi yang normal, manajer dapat membuat karyawan mengerjakan apa yang
ia perintahkan. Mengapa manajer dapat mendapatkan hak untuk memerintah. Ada dua
pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
1. Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap
diturunkan ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah.
Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi
oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima
perintah atau tidak.
Wewenang Lini, Staff dan Fungsional
·
Wewenang Lini
Dimiliki oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan
organisasi secara langsung. Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan
oleh garis yang menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat
bawah.
·
Wewenang Staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat
kepada manajer lini. Staff ahli biasannya merupaka istilah yang menggambarkan
posisi tersebut. Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian,
pengalamana, atau riset dan analisis yang diperlukan, termasuk bantuan
pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian.
·
Wewenang Fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang
fungsional. Fungsi keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional.
PENGARUH
Pengaruh (influence)
adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di bujuk oleh
seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan
mereka yang mempengaruhi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849),
“Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu,
Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari
suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan
terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan
yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang
ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
Rabu, 13 November 2013
Struktur Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai ilmu, dan salah satunya dalam ilmu Manajemen.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Dewasa ini muncul berbagai organisasi-organisasi yang berbeda-beda. Organisasi ini dapat digolongkan berdasarkan tujuannya didirikan organisasi itu. Juga dengan pesatnya ilmu saat ini struktur dan tipe nya pun berbeda-beda.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4. Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam organisasi.
2. Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja
Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur organisasi:
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Sumber : http://irpantips4u.blogspot.com/2010/10/macam-macam-organisasi-struktur.html
Kamis, 24 Oktober 2013
Pengalaman Berorganisasi
Organisasi adalah
lembaga sosial yang terdiri dari sekumpulan orang (dua atau lebih) dengan
berbagai pola interaksi yang ditetapkan dan dapat dijalankan secara bermanfaat
serta terarah pada satu tujuan. Dalam berorganisasi manfaat yang dapat kita
ambil yaitu mendapatkan banyak teman, mendapatkan banyak ilmu, menambah
keterampilan dan mengasah keterampilan, kedisiplinan, kemanusiaan, tenggang
rasa, mengetahui bagaimana caranya bekerja sama dalam suatu kelompok untuk
menghasilkan suatu tujuan. Karena setiap orang memiliki pandangan atau
pemikiran yang berbeda beda dengan berorganisasi kita dapat lebih menghargai,
menghormati dan menerima pendapat orang lain dan mencari solusi bersama untuk
memecahkan suatu masalah tersebut. Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita
peroleh dari berorganisai.
Kali
ini, saya akan sedikit berbagi pengalaman saya dalam mengikuti organisasi saat
saya menduduki bangku SMP. Saya mengikuti organisasi di SMP yaitu organisasi
intra sekolah atau yang sering disebut dengan OSIS. OSIS adalah suatu
organisasi yang berada ditingkat sekolah. OSIS diurus dan dikelola oleh
murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS.
Ketika
saya ingin mengikuti OSIS ini terlebih dahulu saya harus mengikuti Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa atau LDKS yang pada saat itu di adakan di sekolah
saya. Di LDKS ini kepribadian dan mental kita juga akan dilatih agar mampu
menghadapi sebuah permasalah yang menurut kita sulit diselesaikan.Selanjutnya
kita akan menyampaikan visi dan misi kita dihadapan para siswa dan guru. Setelah
itu akan dilakukan pemilihan secara voting. Kemudian saya pun menjadi bagian
dari OSIS dengan Sekbid VI (Kewiraswastaan) pada saat itu.
Pada
saat saya menjabat sebagai anggota OSIS, saya sempat mengadakan bazar. Dengan
mengadakan bazar kita dapat belajar untuk berwirausaha, selain itu hasil dari
bazar tersebut akan disumbangkan kepada orang yang tidak mampu atau panti
asuhan. Selain kita mendapat ilmu kita pun dapat berbagi dengan sesama kita.
Dengan mengikuti organisasi OSIS ini,
saya dapat menambah pengalaman saya serta mendapatkan banyak pengetahuan
mengenai pentingnya bersosialisasi dengan orang lain atau masyarakat sekitar
yang membutuhkan bantuan kita, meskipun tidak seberapa bantuan yang dapat kita
berikan untuk mereka.
Senin, 24 Juni 2013
Profesionalisme
PROFESIONALISME
Profesionalisme
merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung
pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber
penghidupan. Disamping istilah profesionalisme, ada istilah yaitu profesi.
Profesi sering kita artikan dengan “pekerjaan” atau “job” kita sehari-hari.
Tetapi dalam kata profession yang berasal dari perbendaharaan Angglo Saxon tidak
hanya terkandung pengertian “pekerjaan” saja. Profesi mengharuskan tidak hanya
pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam
arti “profession” terpaku juga suatu “panggilan”.
Dengan
begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur. Pertama unsure keahlian
dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus memadukan dalam
diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan
pekerjaannya, dan juga kematangan etik. Penguasaan teknik saja tidak membuat
seseorang menjadi “profesional”. Kedua-duanya harus menyatu.
CIRI-CIRI PROFESIONALISME
Di bawah ini dikemukakan
beberapa ciri profesionalisme :
1.
Profesionalisme menghendaki
sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita di tuntut
untuk selalu mencari peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan
kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman
dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menuntut
ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai
hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan
integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan
iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
5. Profesionalisme memerlukan
adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang
tinggi.
Ciri di
atas menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang
profesional, harus ada kriteria-kriteria tertentu yang mendasarinya. Lebih
jelas lagi bahwa seorang yang dikatakan profesional adalah mereka yang sangat
kompeten atau memiliki kompetensikompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya.
KODE ETIK PROFESIONAL
1. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap
klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya
2. Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa
yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam
pekerjaan
3. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan
fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat
dari anggota-anggota tertentu
4. Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral
dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para
anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam
pelayanannya
5.
Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas
atau kejujuran dari tenaga ahli profesi
6. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum
(atau undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi
akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya
Manusia dan Tanggung Jawab
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar
dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor
eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila
kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri
manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari
kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang
menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia
adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun
yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya. Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani
menghadapi masalahnya sendiri.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa macam tanggung jawab, yaitu:
a. Tanggung jawab terhadap diri
sendiri, yaitu menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
b. Tanggung jawab terhadap keluarga, yaitu
tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya terhadap nama
baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan dan kehidupan.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat,
yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk sosial.
d. Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara,
yaitu suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri, dan apabila perbuatan itu salah,
maka harus bertanggung jawab kepada negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan, yaitu
Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan
untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap
Tuhan, sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Pengabdian adalah perbuatan
baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga, sebagai perwujudan
kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan, dan semua itu
dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian bermacam-macam bentuknya. Yang paling
dasar adalah pengabdian kepada keluarga, kepada Tuhan, dan kepada negara.
Pengorbanan berarti pemberian
untuk menyatakan kebaktian, dengan penuh rasa ikhlas dan tidak mengandung
pamrih. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan itu sendiri tidak begitu
jelas. Jika ada pengabdian, maka ada pengorbanan. Pengabdian lebih banyak
menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada
pemberian sesuatu, misalnya tenaga, biaya, waktu, pikiran.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pengalaman Bootcamp SAP Part3
Pada hari ke 22 training tanggal 5 Juli 2017 diadakan ujian tertulis untuk mengetahui sejauh mana peserta bootcamp memahami materi yan...
-
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunik...
-
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai...
-
Pada hari ke 22 training tanggal 5 Juli 2017 diadakan ujian tertulis untuk mengetahui sejauh mana peserta bootcamp memahami materi yan...