Sabtu, 01 November 2014

Kalimat Efektif

A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara atau penulis.
B. Syarat-syarat Kalimat Efektif
1.    Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
1)      Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
2)      Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
1)      Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
2)      Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.    Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
1)      Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
2)      Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3.    Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a.    Menghilangkan pengulangan subjek.
b.    Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c.    Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d.   Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
1)      Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
2)      Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
3)      Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
4)      Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.    Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
1)      Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
2)      Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.    Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a.    Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b.    Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c.    Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
1)      Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
2)      Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
3)      Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
4)      Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.    Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
1)      Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
2)      Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
3)      Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
4)      Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
5)      Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.    Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a.    Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
1)      Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2)      Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
3)      Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
4)      Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b.    Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
1)      Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
2)      Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c.    Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
1)      Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d.   Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
1)      Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e.    Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
1)      Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
2)      Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
C. Penekanan Kata
Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu bagian kalimat, agar bagian yang diberi penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca. Bagian kalimat yang penting perlu diberi penekanan atau penegasan agar maksud kalimat secara keseluruhan dapat dipahami.
Adapun cara untuk penekanan kata, antara lain:
a.    Mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di awal kalimat. Contoh:
1)      Harapan kami adalah perencanaan pendidikan gratis segera dicanangkan pemerintah.
2)      Pada kesempatan lain, kita akan membahas masalah ini.
b.    Menggunakan partikel. Penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh:
1)      Andalah yang harus bertanggungjawab soal itu.
2)      Bisakah dia menyelesaikannya?
3)      Kami pun berangkat dengan segera.
c.    Menggunakan repetisi, yakni mengulang-ulang kata yang dianggap penting. Contoh:
1)      Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
d.   Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh:
1)      Anak itu tidak malas, tapi rajin.
2)      Ia tidak membela satu partai pun, melainkan berada di pihak netral.
e.    Penekanan kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan memberi tekanan yang lebih keras kepada salah satu unsur atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh:
1)      Fadil membaca komik Conan di kamar.
2)      Fadil membaca komik Conan di kamar.
3)      Fadil membaca komik Conan di kamar.
4)      Fadil membaca komik Conan di kamar.
Apabila tekanan diberikan pada kata Fadil maka kalimat itu berarti ‘yang membaca komik Conan di kamar adalah Fadil, bukan orang lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat itu berarti ‘yang dilakukan Fadil di kamar adalah membaca, bukan pekerjaan lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata komik Conan maka kalimat itu berarti ‘buku yang dibaca Fadil di kamar adalah komik Conan, bukan buku atau komik lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata di kamar maka kalimat itu berarti tempat Fadil membaca komik Conan adalah di kamar, bukan di tempat lain’.
D. Kevariasian Kata
a.    Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :
1.    Frase Keterangan (waktu, tempat, dan cara)
2.    Frase Benda
3.    Frase Kerja
4.    Frase Penghubung
b.    Variasi dalam pola kalimat
Demi mencapai sebeuak efektifitas dalam kalimat dan menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat Subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi Predikat – Objek – Subjek atau yang lainnya.
Contoh :
1.      Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O)
2.      Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu. (P – O – S)
3.      Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P)
c.    Variasi dalam jenis kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.
……Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai bahan bakar dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.
d.   Variasi bentuk aktif-pasif
Perhatikan contoh berikut!
a)      Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
b)      Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.


Referensi :
file.upi.edu/.../KALIMAT_EFEKTIF.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Bootcamp SAP Part3

Pada hari ke 22 training tanggal 5 Juli 2017 diadakan ujian tertulis untuk mengetahui sejauh mana peserta bootcamp memahami materi yan...